Membangun Indonesia Dari Kampung Halaman

-

Membangun Indonesia Dari Kampung Halaman

Kita tak bisa memilih takdir 
dimana kita akan lahir
Tapi kami percaya 
Bahwa dalam perubahan yang terus mengalir
setiap jiwa seharusnya bersaksi dan hadir

Dari desa kami memulai…
Dari Desa kami rangkai mimpi ibu pertiwi

tentang gairah membangun rumah manusia
Darinya disemai sejuta budi dan makna

Tentang… Siapa desa?

Desa adalah aku, kamu lalu kita
Desa, dimana hidup menemukan cahaya
Kilau Budaya dan warisan sejati semesta

Desa tak bisa lagi dipandang sebalah mata 
KhasaAnah dan asa bagi pemuda 
Tak kering nasehat dan petuah bijaksana 
alamnya mengalirkan fatwa tanpa kata

Tumbuh, membangun bergandeng Hasta
Mengiring cita bermekar karsa
Menyongsong kemewahan baru bergelimang karya

Abdi Desa siap tumbuh bersama perubahan
Kearifan lokal melimpah bekal termahal di perjalanan
Menuju sawah ladang  Peradaban
Menuai manisnya buah kemanusiaan

Indonesia negeri bukan sembarang
Dibangun di atas peluh darah pejuang
Warisan inspirasi yg tak kenal kata usang

Desa, rahim sejuta asa
Menyusur jejak tapak tua dan muda
Suci alam restu mendoa
Hingga asa sampai pada Wujud taqdirNya

Mari mengeliat bersama menyongsong Desa Raksasa bernama INDONESIAAA


Narasi oleh Rumah Literasi Indonesia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Hari Buku Nasional 17 Mei 2022

-
Gambar
Bojonegoro -  Di jaman serba digital seperti sekarang, sentuhan terkait buku ditengarai sangat minim dan semakin jarang orang gemar membaca. Bisa jadi karena fasilitas buku yang kurang atau memang tidak mempunyai buku untuk dibaca. Turunnya minat baca tersebut mengundang rasa keprihatinan Achmad Agung Ferrianto. Keprihatinan pemuda asal Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu diwujudkan dengan membuat perpustakaan keliling yang dipadu dengan jualan nasi pecel. Lajang kelahiran 21 Oktober 1994 ini beralasan, memilih menjual nasi pecel karena merupakan makanan yang sangat digemari oleh kalangan masyarakat sebagai menu sarapan di pagi hari. Sehingga dinilai efektif untuk menarik minat pembaca saat sedang sarapan. "Pecel Pustaka hadir ke masyarakat untuk memfasilitasi masyarakat yang suka membaca buku, sekaligus mendorong pertumbuhan minat baca," katanya kepada  SuaraBanyuurip.com , Selasa (17/05/2022). Pemilik zodiak Libra ini mempers...
Baca selengkapnya

Menyapa dan menjemput doa di pagi hari.

-
Gambar
Perjalanan menuju mbahe juga jauh. Harus melewati jalanan desa di pinggir sawah nan sejuk. Pemandangan gunung dari kejauhan terpapar dengan jelas. Suara angin, binatang dan orang-orang dengan riang senang sekali memanen padi di sawah. Ketika mendekati rumahe mbahe, lawang dirumahe tertutup. Di sambut dengan binatang Mentok, teman mbahe dirumah. Lalu mencoba mencari, ternyata mbahe sedang menunggu di depan pos kampling tidak jauh dari rumahnya. Lalu kita bergegas menyapa mbahe dengan bahagia. Dengan senang hati beserta senyum riang gembira. Ada tempelen di kening nya mbahe, ternyata itu obat penyembuhan mbahe di kala pusing berat, ya Koyok Cabe obatnya. Lalu mengajak mengobrol mbahe tentang sejarah masa lalu mbahe. Cerita yang jarang diceritakan oleh siapapun itu akhirnya tersampaikan ke kami kala itu. Terkait rahasia Awet Enom e Mbahe. Nah menjadi bekal yang menyenangkan dan pengalaman apapun itu yang diceritakan mbahe. Menjadi penyemangat untuk menjalani kehidupan yang leb...
Baca selengkapnya

Ibu mu, ialah kartini mu.

-
Gambar
Jagalah Ibumu selagi ada Masih banyak mbah2 yang hidup sendirian dirumah. Ada yang tidak punya suami dan anak sejak dulu karena tidak menikah  Ada yang anaknya sudah meninggal sejak bayi.  Ada yang punya anaknya banyak namun jarang untuk menyambangi mbahnya. Hanya orang-orang sekitar / tetangga yang peduli dengan mereka. Kemaren sempat ketemu dengan beberapa Mbah di Ngumpakdalem dan Mojoranu.  Pertama, ketemu dua mbah kakak adik.  Mbahnya anaknya sudah meninggal sejak lahir. Sedang sakit. Mbahnya satunya sudah kena sakit kencing manis dan satunya yang sudah tidak mau makan sejak 3 hari yang lalu. Ada luka dikakinya sampai menghitam. Kedua, ketemu mbahnya yang rumahnya rubuh. Mbahnya sangat senang sekali karena rumahnya dibangun lagi sama pemuda di sekitar rumahnya. Pemuda bergerak sendiri untuk rumah mbahnya. Ketiga , bertemu mbahnya yang sudah sepuh banget. Umurnya sudah 100 tahun. Masih kelihatan segar mbahnya. Hidup dengan anaknya yang sudah sepuh juga...
Baca selengkapnya